Tuesday, October 7, 2008

kenyang dah

Warung sate itu bernama ""Moro Seneng"". Jangan salah, bahwa Nama Adalah Sebuah Doa.. Awalnya saya mengira demikian,Oh ternyata sesuai dengan yang di namakan, Moro Seneng adalah nama Warung sate Yang Bertempat di kampung tepatnya di dusun Semanding di mana warung itu berada.

Warung Sate Moro Seneng saya jumpai di rute perjalanan dari Kec.Garum menuju Kanigoro, . Kira-kira 3 km sebelum masuk Garum, perlu hati-hati (namanya juga mau masuk Garum......). Di sana ada Tikungan jalan aspal kemudian ada jalan kecil yang cukup padat kalau siang hari karena selain jalannya relatif sempit meski beraspal, tapi lokasinya berdekatan dengan Rumah Bapak Kepala Dusun Semanding dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat kampung Semanding.

Untuk menuju ke Warung Sate Moro Seneng ini, sesampai di Tikungan jalan aspal Semanding belok ke Kiri. di sana ada Sebuah spanduk warna putih bertuliskan cukup jelas memberitahu keberadaan ""Warung Sate Moro Seneng"". Di daerah sepanjang rute ini memang tidak banyak pilihan warung makan. Setidak-tidaknya saya sudah berusaha mencarinya sejak dari kawasan Kanigoro dan belum menemukan yang pas di hati, hingga akhirnya ketemu warung sate"" Moro Seneng"". Maka warung sate ""Moro Seneng""bisa jadi pilihan di antara yang tidak banyak itu.

Apa menu yang ditawarkan? Menu unggulannya adalah sate kambing,sop kikil kambing. Masih ada asesori tambahan yaitu krecek kambing. Krecek di sini bukan seperti krecek-nya orang Jogja yang disebut koyoran yang berbahan kulit sapi dan biasanya dimasak sambal goreng pelengkap gudeg atau sayur brongkos. Krecek kambing di sini adalah potongan-potongan jerohan kambing, seperti babat, usus, limpa dan kawan-kawannya, yang digoreng dan berasa gurih. Meski tersedia juga menu lainnya bagi yang tidak suka daging-dagingan.

Menyesuaikan dengan kondisi perut yang sudah mendendangkan irama macam-macam, maka malam itu saya memesan sate kambing, sopi kikil kambing, sedikit krecek kambing. Tidak terlalu lama untuk menunggu disajikan. Satenya disajikan dengan bumbu ganda, ada bumbu kecap dan ada bumbu kacang. Bumbu kacangnya sungguh sedap, agak manis dan agak pedas. Lebih sedap lagi ketika setusuk sate kambing panas dioleskan pada kedua bumbu yang dicampurkan. Wuih......, sepertinya tidak sabar ingin segera menelan semuanya......

Tapi namanya juga manusia, panjang ususnya tentu saja terbatas. Belum habis seporsi sate yang terdiri dari 10 tusuk, diselingi dengan mengerokoti kulit kikil kambing yang lunak dengan bumbu sopnya pas benar, masih diselingi dengan gigitan-gigitan krecek kambing, akhirnya ibarat lomba lari belum sampai garis finish sudah klepek-klepek......., kecepatan terpaksa dikurangi. Perut kemlakaren......., kekenyangan.

Paduan rasa dan bumbunya secara keseluruhan cukup memuaskan. Tapi, it's OK. Harganya tidak semahal di kota. Di kawasan ini harga makanan relatif murah, meski lokasinya jauh dari mana-mana.

***

Penjual satenya,Pak Slamet sudah sekitar empat tahunan berjualan sate di Semanding Ini. Kini warung satenya semakin ramai dikunjungi para pemakan (orang yang mencari makan di luar, maksudnya). Terutama sejak di dekat sana ada aktifitas Hiburan ala kampung yang biasa di adakan di lapangan dusun Semanding .Sepasang suami-istri penjual sate itu pun kini bisa tersenyum gembira, tiga ekor kambing siap disembelih setiap harinya guna memenuhi permintaan penggemar satenya.

Warung sate ini dari luar masih terlihat sangat sederhana dan terkesan ndeso, meja dan bangkunya juga seadanya, dan sebaiknya tidak dibayangkan seperti warung sejenis di kota. Namun saya yakin tidak lama lagi warung sate ini akan tampil beda, baik tampilan tempat maupun pelayanannya. Racikan bumbu sate dan sopnya cukuplah menjadi modal bagi kesuksesan warung ndeso ini .